TOMOHON-SM. Kepercayaan dibangun dari kejujuran, apalagi di pasar yang menjadi pusat perputaran ekonomi rakyat. Sayangnya, sebuah unggahan di grup media sosial Tomohon Tangguh membuat banyak warga mengernyitkan dahi dan mempertanyakan integritas perdagangan di Pasar Tomohon.
Akun bernama Indriani Bawukes, Kamis, (14/8,) menceritakan pengalamannya ketika membeli ikan. Menurutnya, saat proses transaksi, timbangan pedagang menunjukkan berat 1 kilogram 2 ons. Namun, ketika ia menimbang ulang di tempat lain, beratnya hanya sekitar 7 ons artinya, selisih nyaris setengah kilogram. Selisih ini jelas bukan sekadar angka, melainkan kerugian nyata bagi pembeli yang telah mengeluarkan uang sesuai takaran yang diharapkan.
Peristiwa ini langsung menuai komentar dari warga lainnya. Beberapa mengaku pernah mengalami hal serupa, namun memilih diam karena enggan berdebat dengan pedagang. Ada pula yang menilai bahwa praktik semacam ini, jika dibiarkan, akan menjadi kebiasaan buruk yang merugikan banyak pihak.
Masyarakat berharap, PD Pasar tidak boleh memandang remeh persoalan seperti ini. Timbangan yang tidak akurat, apalagi jika terbukti disengaja, bukan hanya merugikan warga, tetapi juga merusak citra pasar dan kepercayaan publik. Sebagai pengelola, PD Pasar memiliki kewajiban untuk melakukan pengecekan rutin, memberikan sanksi tegas, dan mengedukasi pedagang agar mengutamakan kejujuran dalam berdagang.
Karena jika timbangan tak lagi jujur, lalu apa yang tersisa dari sebuah transaksi yang seharusnya berlandaskan kepercayaan? Di tengah upaya menjadikan Pasar Tomohon sebagai pusat perdagangan yang modern dan terpercaya, langkah konkret dari PD Pasar adalah harga mati sebelum “timbangan ajaib” ini berubah menjadi aib yang sulit dihapus dari ingatan warga. (sob)